Berkunjung ke kota kalong soppeng

Berkunjung ke Kota Kalong Soppeng

Baru kali ini bisa merasakan denyut nadi kota Kalong Soppeng dengan berlama-lama menikmati suasana sore dan malam hari di Taman Kalong Soppeng. Karena selama ini, jika ada kegiatan di Soppeng, hanya datang sebentar dan kemudian berlalu. Dan itupun dulu hanya melintasi saja Taman Kalong, rute menuju ke Makassar dari Sengkang melalui jalur ini. Perjalanan ini ditempuh selama kurang lebih 4 jam.

Akhirnya Sabtu malam, kami sampai pukul 9 lewat dari Kota Makassar menggunakan transportasi mobil umum bersama Bu Fatma dan kedua anaknya di depan hotel Grand Asia. Ceritanya saya ingin melihat kegiatan Sekolah Teknik” yang dimana Pak Faris dan teamnya sebagai pematerinya. Yah, sekalian recovery pikiran juga. Refreshing, hehehehe.

Setelah istirahat sekitar hampir sejam, kami kemudian diajak untuk menikmati keramaian malam. Ke taman Kalong. Udara malam itu terasa dingin, ini dikarenakan posisi kota berada di pegunungan.

Berkeliling di Taman Kota Kalong Soppeng

Berkeliling di taman Kalong, lalu berjalan ke salah satu bangunan yang terkenal adalah Vila Yuliana yang terletak tidak jauh. Bangunan ini sengaja dibangun untuk tempat Ratu Yuliana tinggal, sayangnya Sang Ratu tidak jadi datang, dikarenakan suasana politik saat itu. Di sekitar bangunan itu masih berdiri bangunan lain yang dijadikan sebagai kantor.

Tak jauh dari taman kalong dan bangunan Villa Yuliana berdiri Mesjid Agung Darusalam. Mesjid ini bisa menampung 300 jamaah.

Sebelum pulang, kami kembali menikmati suasana kota di sore hari di taman Kalong. Kalau semalam hanya terlihat warna lampu dari bangunan yang didatangi. Kini semua tampak jelas. Sejelas mata memandang melihat bukit dan jalur pendestrian yang di desain begitu cantik.

Taman Kalong di Siang Hari

Awalnya saya merasa familiar dengan tatanan taman dan jalanan yang dilalui. Ada bola beton yang ditempatkan di jalur pendestrian. Belum lagi desain dari taman yang dilengkapi bundaran air mancur. Lalu memori tentang kota Bandung dan taman Dago-nya menyeruak hadir.

Di ujung taman kota kalong Soppeng yang letaknya tumbuh pohon asam, pemandangan kelelawar yang sedang menggantung terlihat jelas. Warga yang datang seakan merasa tak terganggu dengan suara yang dikeluarkan oleh kelelawar. Yang ada adalah jika kelelawar tak ada di Soppeng, konon itu akan menjadi pertanda buruk bagi warga kota Soppeng. Baca ceritanya disini.

 

Menunggu waktu maghrib, Sang desainer Taman kalong bercerita tentang asal muasal kehadiran Kelelawar di kota kalong Soppeng. Buku cerita tentang kelelawar soppeng bisa dicek di link ini.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *