pangkep

Meski Udara terasa panas, kegiatan kemah lingkungan di desa Pitusunggu Pangkep Kec. Ma’rang, terlihat seperti matahari tersenyum sangat ceria di siang hari.

Mengendarai motor, menempuh perjalanan selama kurang lebih 2 jam lamanya dari Makassar, tak menyurutkan semangat untuk hadir dalam kegiatan ini.

Sebuah moment belajar yang menyenangkan. Keikutsertaankku dalam kegiatan ini adalah utusan dari komunitas Green Teachers Indonesia (GTI)  Chapter Prov. SulSel, ini merupakan kegiatan yang pertama kali komunitas ini ikuti setelah terbentuk di bulan Mei 2013.

kemah lingkungan

Kegiatan kemah lingkungan bersama anak-anak 4 kabupaten

Selama tiga hari (4-6 Juli) bersama kawan-kawan baru dari 20 sekolah dasar dan 4 komunitas yang berbeda. Mereka berasal dari  4 Kabupaten  Takalar, Maros, Pangkep, Barru. hadir pula dari sekolah di Makassar yang berada di pinggiran pesisir.Kita akan belajar tentang pendidikan lingkungan hidup, keramaian yang membuat hati tak pengen pulang dengan konsep perkemahan.

Kegiatan ini baru pertama kali diadakan oleh MAP, sebuah LSM yang concern terhadap daerah pesisir dan wilayah Manggrove, bekerjasama dengan program restorasing coastal live (RCL) Oxfam.  Kegiatan yang diberi tema jaga lingkungan sejak dini dan lakukan dengan hati dibuka oleh camat Ma’rang, didampingi kepala desa pitusunggu. Di lapangan yang berada di tengah desa dan merupakan lahan publik itu terlihat seperti perkampungan kemah. Banyak cerita, banyak moment.

bermain

Tujuan kegiatan ini untuk memberikan informasi dan mengajak para guru serta peserta didik untuk ikut dan terlibat dalam penyadaran lingkungan saat ini, daerah pesisir merupakan daerah yang kondisi nya sanagat memperhatikan, hal ini terlihat dari banyaknya kerusakan mangrove dan mengakibatkan sulitnya mendapatkan hasil tangkapan, membuang sampah, dan menjaga lingkungan agar tetap lestari.

Materi yang diberikan, transek, mencari benda rahasia, mewarnai dengan pasir, dan banyak kegiatan lain. Anak-anak terlihat begitu gembira, demikian juga para guru yang ikut mendampingi. Tidur beralaskan rumput dan beratapkan langit, di dalam kemah. Tak satupun keluhan yang muncul, semuanya larut dalam games yang diberikan oleh para fasilitator.

Malam terakhir, para peserta diberikan kesempatan untuk unjuk kreasi. Anak-anak dengan percaya diri membawakan lagu, tarian dan operet. Pentas malam itupun bertambah semarak dengan hadirnya relawan dari Sokola Pesisir, Yukata san dari Negara Sakura membawakan lagu anak Doraemon.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *