Literasi Bersama Tere Liye

Literasi bersama Tere Liye

Rrencananya saya ingin bertemu dengan Tere Liye dengan mengikuti acara Sosialisasi Perpustakaan Bersama Sastrawan yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional di Hotel Sahid pada tanggal 30 Maret 2017.

Entah kenapa pagi itu saya benar-benar gagal fokus.

Berawal dari insiden tadi malam, waktu ngumpul bersama teman mungkin jadi balasan karena menertawakan teman sendiri. Astagfirullah aladzim. Saya tidak bisa menahan tawa. Gagal fokus, menjadi alasan kenapa saya menertawakannya. Sudahlah, pagi ini saya harus mengalami hal yang sama. Tempat yang harus saya tuju adalah Hotel Sahid, namun difikiranku adalah Hotel Grand Clarion.

Untuk memperjelas kembali, saya lalu membuka group Facebook Ibu-ibu Doyan Nulis. Satu hal yang pasti, adalah membaca itu penting, namun membaca tanpa memahami makna akan membuat pesannya menjadi tak tersampaikan.

Akhirnya saya datang terlambat, bergegas ke ruangan dan pembicara sudah memaparkan satu persatu materinya. Saya melihat meja dimana ada kaka Blogger lainnya, dan duduk di salah satu meja yang semuanya adalah pejabat suatu dinas.

Tentang Tere Liye

Saya tidak menyangka, akan bertemu dengan sosok beliau. Tulisannya di facebook kadang membuat saya mengaminkan apa yang dia tulis. dan itu benar adanya. Sering kali saya ikut menshare tulisannya di beranda sendiri.

Literasi Bersama Tere Liye

 

Dan, satu hal yang pasti, meski datang terlambat bukan berarti yang dibawa pulang juga tak ada. Dari keempat pembicara, Tere Liye adalah pembicara terakhir. Alhamdulillah. Tadinya info yang dishare adalah Asma Nadia.

Tere Liye, memaparkan data-data terkait Literasi Indonesia sebesar 93,9 % UNESCO 2015, dibandingkan dengan Negara lain. Di slide selanjutnya, berbicara tentang literasi tidak hanya kemampuan membaca tetapi perilaku  dan sumber daya yang mendukung. Peringkatan didasarkan pada  5 kategori  sebagai indikatornya kesehatan literasi sebuah Negara, perpustakaan, surat kabar, tahun tempuh sekolah dan  tersedianya computer.

Dengan pendekatan multidimensional yang berbicara tentang literasi pada aspek social, ekonomi dan kekuatan pemerintah di dunia, Indonesia berada di rangking 60 yang dirilis oleh data The World’s Most Literate nations (WMLN) oleh Central Connecticut State University (CCSU Study, 2016).

pemaparan akan Literasi Bersama Tere Liye

Terus, apakah Indonesia baik-baik saja?!?! Tere liye optimis akan hal itu. Jika tidak, masa depan Indonesia akan suram.

Ada 6 point, mengapa Literasi itu penting:

  1. Kualitas Tenaga kerja Indonesia, 6 juta lebih buruh migran Indonesia bekerja dengan pekerjaan tanpa membutuhkan literasi.
  2. Kualitas dan daya saing lulusan sekolah/universitas Indonesia disbanding Negara-negara lain
  3. Kualitas masyarakat madani, moralitas, kejujuran dll. Nah, mereka yang biasa menyebar hoax adalah mereka yang punya kemempuan literasi renah
  4. Kualitas kemajuan ekonomi, teknologi
  5. Kualitas dunia maya
  6. Kualitas kehiupan kita sendiri

Lanjutnya lagi, apakah Gadget mengancam literasi? Secara fakta, gadget HP, laptop tablet itu benda mati, yang berbahaya jika gadget menjadi “illiterate.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar literasi dapat ditingkatkan,

  1. Penulis, sebagai penulis apakah produktif dan memberikan alternative bacaan
  2. Pemerintah, pemberian insentif bagi industri buku. Selain itu, pajak bagi penulis di Indonesia adalah pajak termahal dari seluruh profesi pekerjaan. Dua kali lipat, itulah mengapa buku-buku harganya mahal.
  3. Komunitas, seperti LSM menggiatkan literasi
  4. Keluarga, dengan membiasakan anak-anak sejak awal membaca
  5. Sekolah, menjadikan aktifitas murid menyenangkan saat membaca
  6. Perpustakaan, menyediakan koleksi dan pustakawan yang asyik

Dan acara ditutup dengan tanya jawab, ada souvenier menarik buat para penanya di hari itu.

Baca juga : wardah beauty class

pemberian cinderamata

 

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *