Ukir Nama dengan Sebuah Prestasi

Sebuah kompetisi itu bukan hendak menjadikanmu sebagai seorang pemenang, tetapi untuk tahu bahwa seseorang itu tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain.

Kalimat ini, entah darimana kukutip dan mencoba mengembangkannya sesuai apa yang kufikirkan. Yah, kompetisi itu memang selayaknya bukan untuk mencari jagoan, tapi bagaimana kita bisa berhubungan dengan orang lain dalam suatu bidang yang sama dan pastinya menguntungkan kedua belah pihak.

Akan selau ada pembelajaran yang dapat diambil dari sebuah proses. Result oriented hanya akan bertahan seumur jagung, tanpa pernah menyadari letak kekurangan untuk kembali memperbaiki dan memoles diri.

Baca juga : menata masa depan di sekolah baru

Bercerita tentang kompetisi, tanggal 22 sampai dengan 28 september kemarin, bertempat di Taman Mini Indonesia Indah, digelar perhelatan setiap tahunnya yang merupakan program yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang cukup bergengsi, dan memberikan banyak pengalaman dan pengetahuan baru bagi para peserta.

Kegiatan itu bernama Lomba kompetensi Siswa (LKS), setelah diadakan di tingkat kabupaten/kotamadya dan provinsi. Setidaknya terdapat 1.650 siswa SMK se-Indonesia dalam LKS 2013.  Pemenang LKS 2013 tingkat nasional selanjutnya akan mengikuti perlombaan tingkat Asia atau Asian Skill.

Juara di tingkat Asia ini juga akan mewakili sekolah kejuruan di Asia untuk mengikuti perlombaan tingkat dunia, World Skill yang akan diselenggarakan di Brazil.

Hanya saja, menurut informasi dari internet dan  media sosial semisal facaebook, ada saja sekolah yang mengirimkan utusannya untuk ikut lomba tingkat nasional, padahal anak itu tidak lagi berstatus pelajar melainkan alumni. Entah si anak sudah kuliah ataukah bekerja pada perusahaan yang dicita-citakannya.

Si anak sudah kelas tiga, mengikuti LKS tingkat provinsi.  Jeda waktu antara LKS tingkat provinsi dan nasional adalah waktu dimana si anak ini sudah lulus. Otomatis ketika dia mengikuti lks tingkat Nasional dia sudah berstatus alumni. Dan menurutku, tidak mungkinkan menggantinya dengan adik kelasnya, padahal dirinya yang ikut lomba. (Seperti menurunkan ilmu saja, itu mudah)

LKS  di tahun 2013 sudah memasuki periode ke 21. Dan itu berarti sudah banyak juara-juara SMK yang telah menjadi pengharum nama baik sekolah, menjadi kebanggaan almamater sekolah dan kebanggaan sebagai putra daerah.

Bagaimana kehidupan mereka selepas LKS, tergantung ke arah mana mereka mencoba melangkahkan kaki. Setidaknya apresiasi yang diberikan oleh sekolah dan daerah masing-masing tidak berhenti hanya pada ucapan kata SELAMAT  dan TERIMAKASIH saja.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *