Kartini bukanlah sosok pemimpin, namun gagasan dan ide yang dituangkan dalam surat-suratnya yang berbahasa Belanda adalah sebuah bentuk pemberontakan yang muncul dari dalam dirinya  bahwa perempuan harus mendapatkan pendidikan, tidak dikungkung dengan budaya yang membatasi gerakan perempuan.

Surat-suratnya yang berbahasa Belanda itu sedang menjadi pembicaraan apakah itu benar hasil tulisannya atau rekayasa Belanda.saja. Kartini merupakan isteri ketiga dari seorang bangsawan jawa yang penuh dengan budaya-budaya yang menomorduakan perempuan.

Sebenarnya selain dari Kartini, banyak juga perempuan yang memiliki peran dalam sejarah perkembangan Indonesia. Yang tidak terlihat dan tidak tereksplore layaknya Kartini. Cutnya Dien misalkan. Ataukah dari Makassar,  kultur budaya Makassar menempatkan perempuan sebagai orang nomor satu sekaligus simbol pemersatu. Hal ini terbukti dengan diangkatnya Raja Gowa pertama, To Manurung yang merupakan seorang perempuan. Ini sekaligus menunjukkan betapa perempuan Makassar juga memiliki power dalam sistem kepemerintahan.

Jadi kenapa harus Kartini yang harus diperingati setiap tanggal 21 April setiap tahunnya?!?!?!!

 

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *