King Arthur: Legend of The Sword bareng Geng Lima

Yup, kami berlima ngumpul lagi di Selasa, 15 Mei 2017 dengan sesi yang sama nonton dan hang out di Mall Panakukang Makassar. Kali ini, pilihan filimnya jatuh pada King Arthur: Legend of The Sword merupakan film yang menceritakan pemimpin Inggris yang legendaris pada abad pertengahan 5 s/d 6 Masehi, film produksi Warner Bros Pictures ini berdurasi kurang lebih 2 Jam 6 Menit.

Ada beberapa filim yang main di bioskop hari itu Critical Eleven, Alien, Fast n Furious 8, Guardians of The Galaxy Vol. 2. Dua judul dari belakang itu sudah kami tonton  malah. Jam tayangnya dimulai pukul 15.30 Wita, karena ragu antrian akan panjang dan waktunya juga mendekati shalat ashar, saya beranjak membeli tiket sekitaran pukul 2 siang lalu memilih posisi duduk ke dua dari atas, setelah mendiskusikan ke Fadel, Culli dan Idham.

Inspirasi cerita King Arthur

kingDalam cerita King Arthur ini tak memunculkan karakter Merlin, salah satu tokoh sentral dalam filim tersebut. Disini diceritakan kalo Arthur sang pewaris kerajaan mendapakan haknya setelah dirinya menarik pedang Excalibur dengan kedua tangannya di pembangunan menara yang dibuat oleh pamannya yang bernama Vortigern. Paman yang iri terhadap raja terdahulu Urther, karena itu bersekutu dengan penyihir Mordred untuk menyingkirkan sang raja. Dan untuk itu semua, ada harga yang harus dibayar, merelakan orang terkasihnya menjadi tumbal.

Di filim ini, alur cerita maju mundur, adegannya juga dibuat dengan visual efek yang sangat keren. Akting pemainpun itu benar-benar dikemas secara modern. Belum lagi aksi digambarkan dalam gerakan cepat, slow motion/ gerakan lambat ataukah gerakan diam membeku.

Ada beberapa hal yang membuat saya tertarik dengan filim ini, meski filim yang bercerita tentang King Arthur sudah beberapa kali dibuat dengan konsep yang berbeda namun tetap menceritakan Raja King Arthur itu sendiri. Namun, di filim ini Sutrada ternama Guy Ritchie membuatnya sedikit berbeda dengan yang terdahulu. Cuma menutur saya, adegan yang memicu adrenalin tidak terlalu terasa, yang ada unsur komedi yang mengundang gelak tawa. Filim yang diadaptasi dari novel berjudul ‘Le Morthe D’Arthur’ karya Thomas Mallory yang terbit pada tahun 1485.

Pesan moral tentang betapa pendidikan itu sangat penting, kerjasama team, persahabatan, strategi menghadapi lawan itu digambarkan dalam filim ini. Saat diskusi atau brainstorming diantaranya bagaimana menenggelamkan perahu dengan berbagai sudut pandang yang berbeda namun berdasarkan asumsi yang jelas. Di sini, juga diceritakan ketika akan menghadapi lawan, mengenal karakter yang akan dihadapi itu ternyata sangat penting demikian juga medan atau tempat yang akan dijadikan sebagai area perlawanan. Kita benar-benar diajak berfikir secara holistic dan menyeluruh, secara detail bagaimana melakukan atau mengambil keputusan sebelum bertindak.

Di akhir filim, nasehat yang sangat mengena sekali “Buat apa punya musuh kalo bisa punya teman”

Nah, bagi yang belum nonton filimnya dan suka akan sekuel cerita tentang King Arthur. Boleh nih, dijadikan sebagai rekomendasi buat nonton bersama teman atau sahabatnya =D.

Leave a Comment