Jejak Misi Pendidikan Touring

Perjalanan untuk menyalakan obor pendidikan seringkali harus ditempuh dengan perjuangan yang tak biasa. Di Sulawesi Selatan, di tengah hiruk pikuk modernitas, masih banyak desa terpencil yang kesulitan mengakses literasi dan sumber belajar yang memadai. Namun, di sanalah nama Ahmad Yani dzu Himmah bersinar, individu yang mengubah kendaraannya menjadi perpustakaan berjalan dan jalanan terjal menjadi jalur perubahan. Kisah karyanya yang berkelanjutan, “Pendidikan Touring Pendidikan Peduli Pelosok Sulawesi Selatan”, bukan hanya menginspirasi, tetapi juga menunjukkan bahwa kepedulian sejati melampaui batas geografis. Apresiasi bergengsi SATU Indonesia Awards (SIA) 2020 dalam bidang Pendidikan adalah pengakuan atas dedikasi luar biasa ini.

Menaklukkan Jarak dengan Hati dan Buku

Bagi sebagian besar masyarakat perkotaan, buku dan akses pendidikan adalah kemewahan yang mudah didapat. Namun, realitas di pelosok Sulawesi Selatan jauh berbeda. Minimnya infrastruktur, ketiadaan perpustakaan, serta keterbatasan guru dan fasilitas membuat anak-anak desa tertinggal. Kenyataan inilah yang menyentuh hati Ahmad Yani dzu Himmah.

Sebagai seorang pegiat sosial yang juga hobi touring sepeda motor, Yani memutuskan untuk menggabungkan dua passion-nya: berkelana dan berkontribusi dalam pendidikan. Lahirlah “Pendidikan Touring”, sebuah konsep unik yang memanfaatkan perjalanan jauhnya untuk membawa ‘harta karun’ berupa buku-buku, alat tulis, dan semangat belajar langsung ke desa-desa terpencil.

Awalnya, proyek ini mungkin terlihat sederhana: mengangkut buku dengan motor dan mengadakan kegiatan belajar-mengajar di tempat. Namun, tantangan yang dihadapi Yani dan tim relawannya—yang kini tergabung dalam aliansi relawan pendidikan Sulsel—sangatlah besar. Jalanan berlumpur, akses yang sulit, bahkan penolakan dari sebagian warga yang belum memahami pentingnya literasi, sempat menjadi hambatan.

“Kami tidak hanya membawa buku, kami membawa harapan,” ujar Yani, yang selalu menekankan bahwa kehadirannya adalah untuk memantik semangat bahwa mereka tidak dilupakan.

Membangun Ekosistem Berkelanjutan

Keberhasilan “Pendidikan Touring” di mata juri SATU Indonesia Awards 2020 terletak pada sifat keberlanjutan dan dampak sistemik dari karyanya. Yani tidak hanya berhenti pada pembagian buku atau sesi belajar singkat.

Pertama, Inklusi Komunitas: Ia melibatkan banyak pihak. Melalui kolaborasi dengan berbagai komunitas sosial pendidikan di Sulawesi Selatan, ia berhasil membangun Aliansi Relawan Pendidikan Sulsel. Aliansi ini memungkinkan “Pendidikan Touring” untuk menjangkau lebih banyak desa, dengan relawan yang beragam latar belakang keilmuan. Keterlibatan ini menciptakan gerakan sosial yang masif dan terstruktur.

Kedua, Pendirian Rumah Baca: Untuk memastikan dampak yang abadi, Yani dan timnya mendorong pendirian Rumah Baca lokal. Ini bukan sekadar donasi buku, tetapi juga pelatihan untuk masyarakat atau pemuda setempat agar mampu mengelola rumah baca secara mandiri. Rumah baca ini menjadi simpul literasi yang terus beroperasi, bahkan setelah tim “Pendidikan Touring” kembali. Dengan demikian, Yani berhasil mengubah konsep bantuan sesaat menjadi investasi sumber daya manusia di tingkat desa.

Ketiga, Program Variatif: Kegiatan mereka pun beragam, melampaui sekadar membaca. Mulai dari pelatihan keterampilan, kelas inspirasi, hingga kegiatan bertema lingkungan, semuanya dirancang agar relevan dengan kebutuhan dan potensi lokal. Program-program ini berfungsi sebagai katalisator bagi anak-anak di pelosok untuk mulai bermimpi besar dan melihat dunia di luar desa mereka.

Dari Motor Butut Hingga Apresiasi Nasional

Jejak ribuan kilometer yang telah ditempuh Ahmad Yani di jalanan terjal Sulsel adalah saksi bisu perjuangannya. Ia membuktikan bahwa keterbatasan dana dan fasilitas tak boleh membatasi tekad untuk berbuat baik. Motor tuanya menjadi kendaraan yang lebih mulia daripada mobil mewah manapun, sebab ia mengangkut masa depan anak bangsa.

Penganugerahan SATU Indonesia Awards (SIA) 2020 dari Astra adalah puncak pengakuan atas karya Ahmad Yani. Apresiasi ini memberinya dukungan moral dan material untuk memperluas jangkauan dan memperkuat program-program yang sudah berjalan. Pengakuan nasional ini juga menjadi pemicu inspirasi bagi pemuda lain di seluruh Indonesia bahwa inisiatif lokal yang tulus dapat membawa dampak global.

Sebuah Pelajaran tentang Dedikasi

Kisah Ahmad Yani dzu Himmah adalah pelajaran berharga bahwa pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan panggilan bagi setiap individu yang memiliki kepedulian. Ia menunjukkan bahwa perubahan besar seringkali dimulai dari langkah-langkah kecil, bahkan dari sekadar tumpukan buku di atas jok motor.

“Pendidikan Touring” bukanlah sekadar tumpukan buku yang berpindah tempat. Itu adalah ideologi pergerakan yang percaya bahwa setiap anak di pelosok negeri berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengakses ilmu pengetahuan. Melalui karya berkelanjutannya, Ahmad Yani telah menanamkan benih literasi dan inspirasi di desa-desa terpencil Sulawesi Selatan, memastikan bahwa api harapan itu akan terus menyala, jauh dari hiruk-pikuk kota, di sepanjang jejak roda perubahannya.

Ia adalah bukti nyata bahwa pahlawan masa kini adalah mereka yang berani melangkah, menembus batas, dan membawa cahaya ke tempat-tempat yang paling membutuhkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *