Elemen Jurnalisme

Sepuluh Elemen Jurnalisme

Tulisan di kertas ujian Dasar-dasar Jurnalistik di hari Selasa, 8 Mei 2018 tentang Elemen Jurnalisme menurut Kovach dan Rosenstiel mengingatkan masa-masa sewaktu menempuh kuliah di tahun 2000-an.

Saat itu ketika memilih penjurusan konsentrasi jurusan, saya memilih konsentrasi dengan peminat yang rendah, hanya tiga orang. Yah kami bertiga dari puluhan mahasiswa kala itu memilih mata konsentrasi Perancangan.

Baca juga: Cerita Bazar Bersama Teman

Sering setiap kali mata kuliah konsentrasi akan dimulai jadwalnya, setiap itu pula saya berpatroli menjadi ‘satpam’ bagi keduanya. Mendatangi gedung Unit Kegiatan Mahasiswa, saat mereka masih tertidur lelap (tepuk jidat). Karena tempat itu menjadi tempat beraktifitas organisasi, yang satu berada di lantai dua, tempat para penulis dan pencari berita dan lantai satu tempat kegiatan seni.

Namun, teringat yang di lantai dua, saya baru mengerti bagaimana tugas mereka sebagai pencari berita penyerua ”kebenaran”. Bahwa ketika menulis kita dihadapkan pada beberapa faktor entah dari diri sendiri maupun dari sekitarnya dan karena itu elemen  jurnalisme menjadi panduan yang harus dipahami dalam dunia jurnalistik, fikirku setelah membaca artikel di internet.

Definisi Jurnalisme

Apa itu, jurnalisme. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jurnalisme yaitu pekerjaan mengumpulkan, menulis, mengedit, dan menerbitkan berita di surat kabar dan sebagainya; kewartawanan.

https://pixabay.com

Sedang menurut  Para Ahli Kewartawanan atau jurnalisme (berasal dari kata journal), artinya catatan harian, atau catatan mengenai kejadian sehari-hari, atau bisa juga berarti suratkabar.

10 Elemen Jurnalisme

Awalnya ada Sembilan Elemen Jurnalisme karya Bill Kovach dan Tom Rosenstiel, namun dalam perkembangan berikutnya, menambahkan elemen ke-Sepuluh. jadilah 10 elemen jurnalisme.

1. Kebenaran
Elemen Jurnalisme yang pertama adalah kebenaran. Kebenaran jurnalistik adalah kebenaran pada saat fakta itu disampaikan ke hadapan jurnalis. Menggali dan mengikuti perkembangan dan menyampaikan kebenaran kepada publik selengkap dan seakurat mungkin. kebenaran yang dimaksud adalah kebenaran  fungsional bukan kebenaran dalam tataran filosofis

2. Loyalitas
Menempatkan sesuatu dalam kebenaran itu memiliki tanggung jawab sosial. Loyalitas dalam menyampaikan kebenaran pada masyarakat dan berpihak pada kepentingan umum, bukan pada tempat bekerja, bukan pada perusahaan, pengiklan ataupun pada pembacanya.

3. Esensi dari jurnalisme adalah disiplin dalam melakukan verifikasi
Memastikan data dan fakta yang didapatkan dari lapangan bukan berdasarkan fiksi ataupun khayalan.

Kovach dan Rosenstiel menawarkan lima konsep dalam verifikasi:

  • Bersikaplah rendah hati;
  • Jangan menambah atau mengarang apa pun;
  • Jangan menipu atau menyesatkan pembaca, pemirsa, maupun pendengar;
  • Bersikaplah setransparan dan sejujur mungkin tentang metode dan motivasi Anda dalam melakukan reportase;
  • Bersandarlah terutama pada reportase Anda sendiri;

Kemampuan verifikasi disertai sikap disiplin inilah yang membedakannya dengan hiburan, propaganda, fiksi atau seni. Infotainment hanya terfokus pada apa-apa yang menarik perhatian pemirsa dan pendengar. Jurnalisme meliput kepentingan masyarakat yang bisa menghibur tapi juga bisa tidak.

4. Independensi.
Seorang jurnalis adalah makhluk sosial, namun bukan berarti bahwa dia harus memihak pada orang yang mereka liput. Jurnalis tidak mencari teman, tidak mencari musuh.

Maka independensi adalah kesetiaan pada kebenaran dalam menyampaikn informasi kepada masyarakat tanpa ada propaganda, fiksi ataupun rekayasa.

5. Memantau kekuasaan dan menyambung lidah mereka yang tertindas
Melalui metode investgasi,  informasi yang diperolah akan menunjukkan siapa yang bersalah, siapa yang melanggar hukum, siapa yang jadi terdakwa. Bukan dengan cara menulis kembali berdasarkan data-data yang juga didapatkan dari sumber yang tidak jelas narasumber dan akurasinya.

Tiga macam liputan investigasi yang dapat dilakukan yaitu investigasi orisinal, investigation on investigation, interpretative investigation.

6. Jurnalisme sebagai forum publik

Sebagai forum publik, orang-orang bisa datang, menyampaikan pendapatnya, kritik, dan sebagainya. komentar dan tanggapan merupakan bagian dari proses jurnalisme sebagai partisipasi publik.

Dalam menyampaikan pendapat dengan menampilkan data-data yang kurang memadai maka praktik jurnalisme yang di buat menjadi semu. Terlebih dengan kecepatan dari teknologi saat ini membuat banyak distorsi informasi yang seringkali membuat reputasi jurnalisme rusak.

7.  Jurnalisme harus memikat dan relevan

Menulis artikel atau narasi yang dalam butuh waktu berbulan-bulan, bahkan bisa sampai bertahun-tahun. Memperhatikan komposisi, tentang etika, tentang
naik-turunnya emosi pembaca dan sebagainya itu sangat penting untuk dipelajari.

8. Berita harus proporsional dan komprehensif.

Banyak judul berita yang terdengar sensational, namun ketika dibaca isi tulisan tidak komprehensif, malah menyesatkan pembaca.  Agar proporsional
dalam menyajikan berita maka pemilihan berita sangat subjektif,  ibarat sebuah peta, ada detail suatu blok, tapi juga gambaran lengkap sebuah kota.

9. Mendengarkan hati nurani

Mendengarkan isi hati nurani dan berpegang pada etika serta norma yang berlaku di masyarakat seyogyanya dimiliki oleh jurnalis.

Dalam bukunya, Kovach menggambarkan bagaimana suasana ruang redaksi yang penuh dengan keadaan nurani para wartawan yang dilematis. Saat berita hendak diturunkan atau deadline,  seseorang di puncak organisasi media harus bisa mengambil keputusan, menerbitkan atau tidak menerbitkan sebuah laporan, membiarkan atau mencabut sebuah kutipan yang panas agar media bersangkutan bisa menepati deadline.

Dan yang terakhir Sepuluh Elemen Jurnalisme

10. Warga kian terlibat dalam proses produksi konten jurnalistik melalui interaksi di media digital.

Di era digital, siapa saja bisa memproduksi konten informasi seperti memproduksi berita. Warga bukan lagi sekadar konsumen pasif dari media, tetapi mereka juga menciptakan media sendiri. Munculnya blog, jurnalisme online, jurnalisme warga (citizen journalism), jurnalisme komunitas (community journalism) dan media alternatif.

Kembali ke teman yang dulunya berprofesi sebagai jurnalis, saat ini karirnya  cemerlang setelah 16 tahun berkecimpung dalam dunia jurnalistik. Pimpinan redaksi di sebuah situs portal di Sulawesi Selatan.

Proud of you, tetaplah di jalur kebenaran seperti mimpi-mimpi yang pernah kau ceritakan dulu.

Referensi:

http://www.andreasharsono.net/2001/12/sembilan-elemen-jurnalisme.html

http://careernews.id/issues/view/3070-Kamu-yang-Mau-Jadi-Jurnalis-Tahukah-Bedanya-Jurnalistik-dan-Jurnalisme

10 Elemen Jurnalisme menurut Bill Kovach dan Tom Rosenstiel

Pratiwi Cristin Harnita, ELEMEN JURNALISTIK JUGA UNTUK BLOGGER?

Related Posts

One thought on “Sepuluh Elemen Jurnalisme

  1. Artikelnya informatif kak. Setuju kalau produksi konten jurnalistik dipengaruhi oleh masyarakat, misalnya, karena hal-hal yang dinggap penting untuk dituliskan seharusnya berasal dari hal yang dianggap penting oleh masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *